Kamis, 23 Juli 2009, adalah hari Anak. Tidak ada acara khusus di SDI Al Azhar 25, bahkan mungkin juga banyak yang tidak tahu bahwa hari ini adalah hari Anak. Tak terlalu penting menurut saya,karena sebenarnya jika kita sering "kumpul ibu" ( menyitir kumpul bocah nya Vina Panduwinata ) akan terasa sekali betapa sebenarnya di SDI AA25 setiap hari adalah hari Anak, hari yg didedikasikan untuk anak kita.
Mama Salma misalnya, setiap hari mesti rela mengemudi sendiri, menempuh perjalanan panjang dari Jrakah ke Pamularsih, mengantar 2 putra-i nya di SDI AA25, kemudian berbalik masuk ke tol Mangkang untuk menempuh perjalanan panjang, mengantar si sulung ke SMP Al Azhar di Banyumanik. Itu baru sekali antar, belum terhitung perjalanan pulang. Jika dihitung sebulan saja, berapa ratus kilometer yg sudah ditempuh ? Sore hari masih antar les anak, malam masih menemani mereka belajar. Dan tentu saja bukan mama Salma seorang yg seperti ini. Ada mama Nanet yg rela bangun setiap tengah malam untuk mengganti baju anak-anaknya, karena basah oleh keringat. Ada mama Aulia, yg di tengah kesibukan mengurus usaha catering, masih menyempatkan diri menempa bakat seni anaknya yg sungguh luar biasa di bidang seni. Ada mama Fida yg dikaruniai kesabaran luar biasa menghadapi anaknya yg sangat "moody". Masih banyak ibu-ibu bahkan bapak-bapak lain yg seperti ini. Sungguh beruntung anak-anak kita ini.
Namun, bagaimana dengan anak-anak lainnya ? Apakah mereka juga seberuntung anak kita ? Rasanya masih segar dalam ingatan kita, berita tentang seorang bapak yg tega meletakkan anaknya di rel kereta api hingga kaki si anak putus terlindas. Kalau kita rajin mencermati berita di koran, banyak kasus kriminal yg mengorbankan anak-anak, bapak yg memperkosa anak sendiri, ibu yg membakar anaknya, dll. Siapa yg kemudian harus bertanggungjawab pada nasib anak-anak yg kurang beruntung ini ? Pemerintah ? Depsos ? Kita ? Bagaimanapun anak-anak itu adalah generasi penerus bangsa. Jika batin mereka tercederai oleh masa lalu yg kelam,bukankah nantinya bangsa inipun akan mengalami kekelaman juga ? Karenanya, mungkin sedari sekarang kita harus bersama-sama menyingsingkan lengan baju untuk membantu anak-anak lain yg kurang beruntung. Lihat sekitar kita dan bukalah hati bagi anak-anak yg kurang beruntung ini.
Selamat Hari Anak ! Berikan yang terbaik bagi anak Indonesia
Mama Salma misalnya, setiap hari mesti rela mengemudi sendiri, menempuh perjalanan panjang dari Jrakah ke Pamularsih, mengantar 2 putra-i nya di SDI AA25, kemudian berbalik masuk ke tol Mangkang untuk menempuh perjalanan panjang, mengantar si sulung ke SMP Al Azhar di Banyumanik. Itu baru sekali antar, belum terhitung perjalanan pulang. Jika dihitung sebulan saja, berapa ratus kilometer yg sudah ditempuh ? Sore hari masih antar les anak, malam masih menemani mereka belajar. Dan tentu saja bukan mama Salma seorang yg seperti ini. Ada mama Nanet yg rela bangun setiap tengah malam untuk mengganti baju anak-anaknya, karena basah oleh keringat. Ada mama Aulia, yg di tengah kesibukan mengurus usaha catering, masih menyempatkan diri menempa bakat seni anaknya yg sungguh luar biasa di bidang seni. Ada mama Fida yg dikaruniai kesabaran luar biasa menghadapi anaknya yg sangat "moody". Masih banyak ibu-ibu bahkan bapak-bapak lain yg seperti ini. Sungguh beruntung anak-anak kita ini.
Namun, bagaimana dengan anak-anak lainnya ? Apakah mereka juga seberuntung anak kita ? Rasanya masih segar dalam ingatan kita, berita tentang seorang bapak yg tega meletakkan anaknya di rel kereta api hingga kaki si anak putus terlindas. Kalau kita rajin mencermati berita di koran, banyak kasus kriminal yg mengorbankan anak-anak, bapak yg memperkosa anak sendiri, ibu yg membakar anaknya, dll. Siapa yg kemudian harus bertanggungjawab pada nasib anak-anak yg kurang beruntung ini ? Pemerintah ? Depsos ? Kita ? Bagaimanapun anak-anak itu adalah generasi penerus bangsa. Jika batin mereka tercederai oleh masa lalu yg kelam,bukankah nantinya bangsa inipun akan mengalami kekelaman juga ? Karenanya, mungkin sedari sekarang kita harus bersama-sama menyingsingkan lengan baju untuk membantu anak-anak lain yg kurang beruntung. Lihat sekitar kita dan bukalah hati bagi anak-anak yg kurang beruntung ini.
Selamat Hari Anak ! Berikan yang terbaik bagi anak Indonesia