Judul di atas, memang selayaknya kita tujukan pada regu Olympiade & Uji Kompetensi SD Al Azhar se-Indonesia kemarin. Setelah terpuruk habis, dengan hanya membawa 4 gelar juara ( Juara 1 bercerita, Juara 1 Mapel Agama, Juara Harapan 2 Menyanyi, Juara Harapan 2 Cipta Puisi ), maka satu perasaan yaang menyesaki dada para guru dan murid : " Kami seharusnya bisa lebih baik !"
Kenapa begitu ? Karena dibandingkan tahun lalu, sebenarnya persiapan persiapan kali ini meskipun tidak bisa dibilang lama, juga nampakdipersiapkan lebih matang. Mulai dari seleksi peserta yg dilaksanakan secara berjenjang, penetapan peserta yg lebih ketat, serta persiapan pemberangkatan rombongan itu sendiri. Kali ini perjalanan kami hampir tidak ada halangan apapun, sangat lancar. Berbeda dengan tahun lalu dimana kami baru bisa masuk kota Jakarta hampir jam 11 malam dan masuk kampus SD Al Azhar 01 hampir jam 1 dini hari, setelah dikepung kemacetan 6 jam di Tegal & Pekalongan.
Namun begitu, kenapa regu AA25 tidak bisa membukukan prestasi yg lebih baik dari tahun lalu ? Berdasarkan pembicaraan dengan sesama peserta lomba yang berasal dari Kontingen lain, maka ada beberapa hal yg bisa dikemukakan meskipun sifatnya masih berupa analisa awal, yakni:
1. Tahun 2009 kemenangan banyak diraih oleh para utusan daerah. Bisa jadi hal tersebut memicu semangat kontingen dari Jakarta untuk mempersiapkan diri lebih baik. Seorang peserta dari Jakarta bahkan menyatakan bahwa mereka sudah sejak setahun mempersiapkan diri, baik secara individu maupun oleh pihak sekolah. Beberapa bahkan berani mendatangkan guru khusus, dimana guru tersebut adalah pembimbing tim Olimpiade tingkat Internasional. Namun jangan tanyakan berapa kocek yang harus dirogoh untuk ini. Tak kurang dari 300ribu/jam mereka harus keluarkan untuk sang guru khusus ! Saat saya mencoba cari tahu kenapa mereka sampai sebegitunya bersusah payah, ternyata jawabannya adalah, mereka memang sedang berusaha mencapai target yang lebih tinggi lagi yakni mengikuti Olimpiade tingkat Internasional.
2. Kematangan Persiapan
a.Waktu --- perlu lebih lama
Jika para peserta dari Jakarta lebih awal mempersiapkan segalanya, maka semestinya pihak AA25 juga harus melakukan hal yang sama. Persiapan sejak bulan Desember tetap dirasakan kurang, karena jika dihitung hingga hari H maka waktu bersih yg dipakai hanya 12 kali pertemuan, itupun masih terpotong acara Gebyar AA 25 yg pelaksanaannya cukup menyita waktu dan tenaga para guru, sehingga mau tak mau konsentrasi untuk mempersiapkan tim pasti terpecah. Untuk tahun depan, persiapan harus dimulai setidaknya 6 bulan sebelumnya.
b.Pemilihan Peserta ---harus lebih teliti
Pemilihan peserta semestinya bukan hanya dilihat dari nilai seleksi semata tapi juga minat anak. Ada anak yang minatnya bidang Sosial namun nilai Sains tinggi. Tentu saja meskipun diikutsertakan pada bidang Sains, si anak tidak akan menikmatinya, sehingga prestasi tidak bisa maksimal. Anak yg lancar berbahasa Inggris misalnya, belum tentu akan menunjukkan kemampuan yang baik manakala disuruh ikut Telling Story. Mengapa ? Karena telling story sangat berbeda dengan using English to communication. Dalam telling story, peserta harus bisa membawakan cerita secara hidup. Mimik muka, gaya gerak tubuh, intonasi suara, semuanya harus menyatu secara ekspresi. Peserta juga semestinya dipilih berdasarkan pengalaman dia dalam bertanding. Untuk itu sebelum maju ke tingkat nasional, ikuti dululah lomba2 tingkat kota yang sering diselenggarakan. Bagaimanapun untuk bisa
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap anak pasti memilki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Nah, persiapan yang matang bukan cuma mematangkan materi namun juga harus memoles kekurangan anak. Anak yg kurang dalam auditory, meskipun sangat menguasai materi, belum tentu bisa menghasilkan nilai baik jika diberikan soal secara lesan. Berbagai kekurangan dalam berbagai aspek harus bisa dipoles seperti motorik, bahasa, self confindence, dll.
c. Energi --harus dihemat
Mengapa saya menyinggung khusus tentang energi ? Kemampuan anak sangat dipengaruhi pula oleh kondisi fisik anak. Betapapun bagusnya penguasaan materi oleh si anak, tapi jika dirinya merasa capek, tentu saja tidak akan bisa memenangkan sebuah pertandingan. Meskipun sebenarnya hal ini tdk selalu berbanding lurus. Tahun 2009 dimana energi anak boleh dibilang sudah terkuras sebelum bertanding ternyata tetap bisa meraih prestasi. Tapi tentu saja hal ini tidak bisa dijadikan patokan. Karena itu sebaiknya hari sebelum bertanding anak diberikan kenyamanan yg akan membuat mereka fit. Terus terang saja kemarin di Sentra Baru, anak-anak tentu merasa kurang nyaman saat harus tidur di aula mesjid atau di ruang kelas, mana pagi2 harus sudah bebenah karena ruangan akan dipakai untuk lomba. Kita harus bisa meniru AA 14 atau AA Salatiga, mereka tidak menginap di sekolah tapi di penginapan. AA Salatiga menginap di asrama haji bekasi yg kondisinya lumayan dan terhitung sangat murah. Keluar ongkos sedikit tentu saja tak ada ruginya jika anak-anak merasa lebih nyaman.
Demikian sedikit analisa saya. Semoga bermanfaat. Untuk para juara, Selamat Nak Semoga Tahun Depan Makin Berjaya. Dan untuk semuanya, satu yang mesti kita selalu ingat :
JANGAN PERNAH PUTUS ASA TERUS JADI YANG TERBAIK !