Rabu, September 16, 2009

Gerakan Brain Gym untuk Perkembangan Bicara



Kesuksesan anak dalam meraih prestasi sangat ditentukan oleh perkembangan kemampuan bahasa atau kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat diperlukan agar anak dapat berinteraksi secara nyaman & efektif dengan guru & teman, selain juga mampu menangkap apa yg disampaikan oleh guru. Adapun salah satu persyaratan utama anak untuk bisa berkomunikasi adalah kemampuan otak anak mengelola informasi di dalam pusat bahasa dan menyalurkan reaksi yang tepat, berupa pemilihan kata, penyusunan kalimat serta intonasi yang pas. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kemampuan berbahasa anak sering tidak siap untuk memasuki jenjang pendidikan formal seperti SD. Hal ini lebih banyak disebabkan, TK yg semestinya mengoptimalkan perkembangan bahasa anak, terpaksa menggantikan fungsinya sebagai bentuk persiapan anak ke SD, dg lebih menekankan ke baca tulis hitung. Untuk itu peran aktif orangtua harus semakin besar. Bapak ibu tidak bisa lagi menyerahkan seluruh tanggungjawab pendidikan ke sekolah. Nah, bagi para ortu yg ingin anaknya lebih baik lagi kemampuan berbahasanya, bisa mnecoba metode Brain Gym seperti di bawah ini.

 
1.       Gerakan Meregangkan Otot :
yaitu kemampuan berguling dari posisi tiarap sampai ke posisi telentang, dan sebaliknya, kemampuan membedakan daerah tubuh dan memulai gerakan dari satu bagian tubuh.  Fungsinya: membantu bicara, pemahaman dan halangan lain yang terkait dengan bicara
2.     Burung Hantu Reseptif:
Orangtua/guru berdiri di belakang si anak dan meremas bahu si anak sambil menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
Fungsinya: integrasi tengkuk, integrasi visi dan mendengarkan dengan gerakan seluruh tubuh, agar bisa mensejajarkan kepala dan leher dengan lebih baik, memperhatikan, membedakan dan persepsi auditori, memori, kemampuan berpikir dan bicara.
3.      Mengaktifkan Tangan:
Orangtua/guru mengangkat kedua lengan anak lurus ke atas, menahan dengan lembut pada kedua sisi kepalanya, memanjangkannya, dan mengangkatnya sedikit naik dari tulang iga.
Fungsi: mengurangi ketegangan motorik kasar dalam bahu, dada, lengan dan tangan, koordinasi mata-tangan, cara bicara ekspresif dan kemampuan berbahasa, pernafasan lebih baik

4.      Lambaian Kaki:
Orangtua/guru memegang bagian bawah lutut (origo) dan di bagian tumit (insertio) secara bersamaan dengan posisi direntangkan (seperti posisi sila, tetapi kaki satunya menapak di lantai dan si anak berdiri, terapis menahan di belakang). Kemudian kakinya digerak-gerakkan seperti sedang melambai, ulangi dengan kaki lainnya.
Fungsi: kemampuan untuk menahan atau memulai sendiri, menahan berat secara lebih baik, mempertinggi ekspresi diri, dan cara bicara yang ekspresif serta keterampilan berbahasa

5.      Pompa Betis:
anak berdiri pada jarak satu lengan dari meja dan menyandar ke dean pada meja sambil meletakkan telapak tangan di atas meja. Satu kaki ditarik lurus ke belakang sampai jari jari kakinya
menyentuh lantai dan tumitnya terangkat. Orangtua/guru memegangi pergelangan kaki anak sambil dengan lembut menekan tumit anak ke lantai. Lalu tumit diangkat dan proses menekan mengangkat diulangi beberapa kali untuk memanjangkan otot betisnya.
Fungsi: kemampuan untuk menahan dan memulai sendiri, menahan bobot, mempertinggi kesadaran sikap tubuh dan ekspresi diri, cara berbicara yang ekspresif dan kemampuan berbahasa

6.      Sakelar Otak:
dengan satu tangannya, orangtua/guru dengan kuat memijat jaringan lunak di bawah tulang selangka anak, kiri dan kanan tulang dada, lalu orangtua/guru meletakkan tangannya yang lain pada pusar si anak.
Cara lain: orangtua/guru dengan perlahan menggerakkan sebuah pena dengan memegangnya dari jarak 12 sampai 18 inci dari hidung si anak, dari kiri bidang visual anak ke kanan, dan kembali lagi. Diulang. Fungsi: mengirim pesan dari belahan otak kanan ke sebelah kiri tubuh, dan sebaliknya, menerima oksigen lebih banyak, perbaikan koordinasi visual, peningkatan kemampuan berpijak dan memusat.

7.      Menguap Ber Energi;
orangtua/guru menekan atau dengan lembut memijat sembarang titik yang tegang pada rahang anak khususnya pada tepi geraham bagian atas dan bawah, kemudian bersama sama anak, orangtua/guru
mengeluarkan bunyi desahan (menguap) yang membuat relaks.
Fungsi: perbaikan fungsi motor untuk otot otot yang terlibat dalam proses mengunyah dan bersuara, peningkatan relaksasi dan visual, perbaikan komunikasi yang ekspresif dan verbal, peningkatan kemampuan memilah informasi penting.

8.      Passing Telling;
Orangtua/guru menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menarik kedua telinga anak dengan lembut keluar dan melepas gulungannya dimulai dari puncak telinga dipijat lembut sepanjang lengkungannya, berakhir di cuping bawah (3 titik atas tengah bawah). Ulangi 3 x atau lebih.
Fungsi: membedakan persepsi, memori auditori, mendengarkan suaranya sendiri saat berbicara, daya ingat jangka pendek, bicara dalam hati dan keterampilan berpikir, mendengar dengan kedua telinga secara bersamaan.

Sumber : "I am The Child"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar