Rabu, April 07, 2010

Mencermati UTS : Multiple Choice ? Tinggalkan !

UTS sudah berlangsung dan rapor mid semester pun telah dibagikan pada hari Sabtulalu, 3 April 2010. Namun meski demikian, ada beberapa hal yang kiranya perlu dicermati sehubungan pelaksanaan UTS itu, antara lain :
1. Bentuk Soal
Bentuk soal UTS adalah pilihan berganda atau multiple choice. Sebenarnya dalam perkembangan dunia pendidikan, jenis soal seperti ini sekitar 10 tahun yang lalu sudah dihimbau untuk ditinggalkan. Mengapa ? Karena bentuk soal pilihan berganda sama sekali tidak bisa mencerminkan kemampuan anak yang sesungguhnya. Banyak unsur bias di dalamnya. Misalnya, anak yang menjawab asal-asalan jika dia beruntung, maka jawabannya bisa benar. Selain itu, bagi anak yang kemampuan visual nya tidak bagus, maka akan banyak melakukan kesalahan karena maksud hati menjawab "a" tapi di lembar jawab dia mencoret "b". Masih banyak lagi kerugian yg disebabkan oleh soal ini. Contohnya, untuk soal yang memerlukan perhitungan, maka proses berpikir anak tidak mendapatkan poin nilai meski prosesnya benar, jika apa yang dipilihnya salah. Proses berpikir anak menjadi tidak dihargai. Padahal inti dari pendidikan itu sendiri adalah prose, bukan hasil.
2. Pembagian Hasil UTS
Untuk mengetahui hasil kerja anak dan menelaah kekurangan anak, maka semestinya soal & lembar jawab dibagikan kepada orangtua. Kami bisa memahami bahwa soal UTS adalah milik sekolah dan pihak sekolah takut soal bisa tersebarluaskan, namun jangan pula dilupakan bahwa orangtua pun berhak untuk mengetahui perkembangan kemampuan anaknya. Harus dicarikan mekanisme pelaksanaan agar keinginan kedua belah pihak bisa terakomodasi.
3. Pembagian Hasil Ulangan Harian & PR
Saat ini belum semua guru secara teratur membagikan hasil ulangan dan PR kepada anak-anak. Padahal hal ini sangat diperlukan orangtua agar bisa membantu membimbing anak untuk belajar di rumah. Setidaknya dengan adanya hasil ulangan harian & PR, orangtua bisa membantu memprediksi kelemahan anak dalam belajar. Dengan demikian, terjadi kontinuitas pembelajaran anak dari sekolah-rumah-sekolah. Bukankah ini situasi kondusif yg hendaknya diciptakan oleh setiap sekolah ?

Demikian beberapa kritikan yg kami sampaikan sehubungan dengan pelaksanaan UTS di sekolah. Masukan ini telah pula kami teruskan ke pihak sekolah melalui website Al Fikri. Semoga UTS maupun Ujian2 yang akan datang, bisa terlaksana dengan lebih baik demi kemajuan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar